Kamis, 09 Mei 2019

Sedih - Kumpulan Kisah Batu-Bata

Sudah larut malam, suara jangkrik yang sempat beradu dengan suara mesin-mesin beroda sudah kembali dari kalahnya yang telak. Terlihat sebuah motor mulai menepi dari jalan raya yang sepi , ke sebuah tenda, untuk istirahat sejenak. Wajahnya memiliki sisa-sisa guratan kulit karena harus tersenyum paksa. Ia pun langsung duduk di dalam tenda, tanpa basa-basi “es teh satu, gak pake gula.” 

Setelah menunggu beberapa menit minuman yang ia pesan sudah ada di hadapannya setalah itu muncul sahutan dari penjaga “setiap malam kau mampir ke tenda ini, wajahmu selalu melulu lusuh, selalu saja kau jawab ‘tak apa-apa, besuk juga senyum lagi’ tapi kali ini berbeda, ada apa?” 

“gakpapa, lagian bukanya mukaku selalu lusuh?” ujar sang pemuda sambil mencari gorengan gosong.

“sudahlah cerita, aku butuh hiburan, dan hiburan bukan hanya cerita bahagia, ndengerin lagu galau saja bisa bikin kita bahagia, kadang-kadang…”

“ya elah, tapi terkadang lucu juga, mendengarkan lagu sedih tapi belum pernah merasakan apa yang di ceritakan lagu secara harafiah, seperti putus dari pacara padahal kau cuman di balas singkat oleh gebetan atau mungkin kau dihantukan oleh gebetanmu”

“yang Namanya kehilangan juga kehilangan bang, apa pun itu,bagaimanapun caranya”

Kerutan di wajah pemuda itu hilang, dia menyengir sambal mangut-mangut

“kenapa? Kamu habis kehilangan?”

“aku rasa” saut pemuda itu dengan tatapannya yang mengantuk

“aku rasa aku kehilangan seorang sobat, hanya karena masalah sepele, aku tahu dia hanya bereaksi berlebihan, mungkin, atau mungkin sedang mencoba melindungi hubungannya.”

Sang penjaga pun memajukan kursi duduknya, bersandar ke meja, Sebelum ada sempat sang penjaga mengajukan pertanyaannya

“atau mungkin aku yang bersikap berlebihan? Atau mungkin menggunakan pembenaran ‘kan aku kalau berbicara tak
ada filter’ terkadang membuat orang-orang arung jeram dengan emosinya?”

“memang apa yang kau lakukan?” tanya sang penjaga

“hanya sebuah foto yang aku unggah, ke dunia maya”

“hanya itu?”

“aku mungkin memakinya dengan mengatakan dia tak bisa menghadapi masa lalu” kepala pemuda itu menunduk, bingung, pikirnya mengabu
“apa yang ada di benakmu sampai kau berkata hal itu?”

“tak ada, semuanya keluar secara organik dari mulut dan otak sepertinya sudah tanda tangan proposal, tapi, saya baru tahu tak semua yang organik itu sehat…” pemuda itu minum es tehnya dengan sekali angkat sampai habis, es tehnya lalu menyambung omongannya dengan tenaga “hidup-hidup”

“ya sudah, tak apa, sama seperti ucapanmu, hidup-hidup” ujar sang penjaga sambil meracik es teh tawa

“mungkin lebih dari itu juga, saya masih teringat supaya saya menjauh dari hidupnya”

“ya sudah, menjauhlah” sambil mengambil kelas kosong, menukarnya dengan yang baru.

“tak bisa!” sambar sang pemuda. “kenapa?” tanya sang penjaga dengan suara pelan.

“aku takut tak punya teman berbicara lagi, walaupun aku duduk dengannya kita berdua hanya diam, berbicara seperlunya, bercanda seperlunya, sisanya duduk diam, saya membuka gawai dan dia melakukan aktivitasnya. Aku tidak pernah memiliki banyak teman, hpku jarang berbunyi untuk sebuah pesan pribadi, aku bahkan lupa dengan suara ringtone hpku sendiri, yang sering aku dengar hannyalah notifikasi dari tokopedia, sisanya hanya grup ini dan itu. “sang pemuda membenarkan posisi duduknya, meminum es tehnya berbicara lagi “kehilangan seseorang yang dekat itu berat, sangat berat. Tapi mungkin, menjalani hidup masing-masing adalah yang terbaik, atau mungkin aku yang salah, aku tak mau berubah sealur dengan kenyataan bahwa, bahwa manusia berubah setiap nano-detiknya dan aku hanya membosankan karena aku hanya merubah selera musik.”

“sudah, tak usahlah kau bahas itu lagi, bahas yang lain saja, bagaimana dengan dia? Wanita yang kau dekati, yang kau langgar prinsip hidup kau, prinsip yang : kalau dia sudah ada pacar saya enggak, bagaimana kabarmu dengannya?” Ujar sang penjaga berusaha menghindari kesedihan si pemuda

“dia? Sudah tak berhubungan lagi, mungkin dia menjamu saya dalam kebaikannya karena dia sedang bosan atau hal lain, toh, saya tak berharap banyak, hanya diperlakukan seperti itu saja saya sudah bahagia walaupun memang harus menerima kenyataan lain dari itu, terbengkalai di trotoar, duduk sendiri, melihatnya bersenang-senang”

“tak pernah ada kisah bahagia apa dalam hidupmu?”

“banyak, hanya saja, saya sudah cerita dan berulang ulang, kisah sedih lah yang berubah setiap kita memikirkannya, selalu ada hal yang baru dalam merenungi kesedihan, mungkin itu yang membuat candu ketika melebur dengan rasa sedih”

Suasana hening sejenak, pemuda mengeluarkan sejumlah uang untuk membayar lalu pergi menaiki motornya. Sambil berpamitan sang penjaga berkata “Lekaslah hidupmu bahagia”

“segera” ujar pemuda
“semoga” lanjutnya di dalam hatinya



Jumat, 04 Januari 2019

2018ye

sudah lama saya tidak menjamah keusangan blog ini

sudah 2019, saya yakin tiap tahun selalu ada cerita, tapi cerita-cerita yang secara tema sama dan hanya berputar-putar pada perkataan yang berbeda nda sudah mulai berubah. dari awal tahun sampai akhir tahun yang sangat cepat. bercandaan baru serta beberapa senyuman pahit menutupi dan yakin bahwa semua akan baik-baik saja, pasti baik.

2018

tahun yang sangat luar biasa

banyak pengalaman baru

layak nya tiap tahun

tahun yang berkesan menarik

tahun 2018, sudah 20 tahun+ aku berakhir tanpa adanya hubungan spesial antara lelaki dan perempuan

tahun 2018, lebih tepatnya di akhir tahun, saya membuat kisruh pertemanan saya

hanya dengan masalah kecil yang aku tak tahu kalau itu adalah sebuah masalah,

aku pun menanggapinya biasa saja

hanya, terkadang, pabila luka lama terkorek, terkadang sakitnya minta ampun

dan saya lupa, mungkin baru tahu, saya berbicara dengan dua orang

ya

tapi sudah tahun lalu

2019

aku berharap aku tak menemukan cahaya palsu

karena, terkadang

satelit di luar angkasa bisa menjadi meteor

Minggu, 02 September 2018

berhenti

Jikalau saja hujan gerimis menyisakan sang mentari dan pelangi
di payungi oleh gelapnya ruangan dan jendela yang begitu sendu
menatap keluar ketika internet padam, hanya melihat halaman
deaduanan yang menari tanpa takut masuk angin
tetap hijau dan terus melenggang

musik delapan bit dari gameboy
menyisakan memori
dan memori
dan memori
dan sebuah memo
apabila musik berhenti
kamu kalah

sebulan ini aku bingung musik apa yang kudengarkan
dan kudendangkan di atas kendaraan roda dua ku
menemani pergantian gigi serta rem mendadak andalanku

jikalau saja mentari pagi bersinar secerah bulan semalam
atau suara kodok tengah hari menjadi sebuah harmoni yang indah dengan suara ayam

jikalau saja

jikalau saja

indah memang

aku tak bisa bercerita lagi

berambisi

menatap tembok pun aku malu, aku takut
pojokan kamar bukan lagi sahabatku

mungkin saja kuakhiri, kurung buka dan titik dua.

Sabtu, 16 Juni 2018

C8H11NO2

if love is a Biochemistry, only a biochemistry,
things that I never understand why it works
about the other thing that becomes one thing and then this one thing become that other thing that becomes any of this one thing.

if an animal

us

release a chemical reaction to attract another being

so, maybe I just not yet release mine yet?

or my chemical reaction is just to blend?

or it test so emo and then all the person are just want to puke?

fuck it...

I just want to say happy Eid Mubarak :)

Selasa, 19 Desember 2017

For the one that i owe roses,

Here is the thing and it bothers me, very-very bothers me, it is like a fucking chain stuck up in m big fucking ass right now. I do not know how this tweet will have arrived on your smartphone but I know that some of your friends are still following me on this platform –twitter– and I know they will know what I tweet about.

It is been what? 2 years? 3 years? since we last communicate via social media? but I do remember the last time were in July 2015 via chat on a facebook. yes, I asked when you going to be visiting Jogja and then we have a lot of conversation going on, from how you survive in the capital and how do I survive after being a High School Veteran. we, us, chit-chat a lot of things until I asked you "do you smoke?" and somehow you feel guilty about it and say that you are sorry, and you saying sorry to me, a guy who barely communicate to you but always have a glimpse remembrance a moment I used to spend with you. yes, it is very confusing for me at that time, that very-time because you are saying sorry for me that you are smoking and that will be your last cigarette, and even you asking the emoji for poop. you asking me do I have an Instagram account and by joking that I do not have because I'm too redneck for it

The thing that bothers me is that, yes, after that night we are following back each other on social media, we are friends on a social media. but after all of our things, where I teach you how to use CorelDraw –and now I'm a layout for newsletter and magazine, thank you–, a phone call at Wisnu birthday party, and all of that stuff. after just a conversation in the comment section, you just disappear from anything that I have a contact with you, my first assumption is that you are changing your username, making a new account. but, is it? I'm not trying to make this tweetstorm a "begging excuse" but, I just realize that you are blocking me after that conversation on my post, and it is weird, I did not do something wrong, I'm just being a friendly social media guy –eventhough sometimes I'm creepy as F– but, really, what do I do wrong? what the argumentative reason that making you blocked me? because it bothers me all the time, I did not do something wrong, just why?

I know that is cheesy kinda cheesy but, looking at my history I never did something like really bad for one specific thing, yes, I do liking all of that Porn on twitter but that is not the reason, I believe that is not the reason, and why I do all of this writing because it is confusing me, very-very confusing me, and yes i want an answer. because you give something to me and then just gone, purely gone, and yes it's hurt me bad.

Kamis, 20 Juli 2017

Masa Massa: Cenanyang dan Pihak berwenang

Membuka beranda Facebook adalah hal yang lumrah saya lakukan tiap pertama membuka laptop di lokasi yang terkoneksi internet. Ada banyak hal lalu-lalang di beranda saya tapi yang menarik perhatian saya adalah sebuah video, dua buah lebih tepatnya. Video berdurasi di bawah 5 menit tersebut menampilkan Prabowo Subianto (Capres 2014­– red) yang menolak di wawancarai oleh seorang wartawan, dengan dalih bahwa atasan sang berwenang selalu melakukan framing berita atas dirinya sebagai pribadi yang memiliki banyak hal negatif dalam hidupnya dan tidak netralnya hasil berita atas dirinya. Hal tersebut menarik karena keduanya ia sampaikan di depan umum, melakukan public shaming atas organisasi yang terkadang  dan secara tidak langsung membangun opini yang bisa membentuk public shaming. Tidak hanya di Indonesia, Presiden baru Amerika, Donald Trump rupanya juga menolak wawancara dari seorang wartawan CNN dengan alasan yang sama tapi di sertai dengan kata-kata “perusahaanmu pencipta liputan palsu.”
Hal ini kembali kepada saya untuk berefleksi bahwa sepertinya pers sendiri sepertinya memiliki algoritme yang rumit atau mungkin pers sendiri harus beranggotakan para cenayang sakti dari abad ke-17 yang masih hidup sampai sekarang, Karena setiap cetakan atau mungkin huruf yang mereka ketik tak bisa di prediksi arahnya. impact setiap tulisan bisa saja berimbas biasa seperti kutil yang ada di punggung sampai mampu menciptakan drama nasional yang di mana memungkinkan setiap tanggal di kalender terjadi aksi. Setiap tulisan mampu menghantarkan Organisasi Pers menjadi semakin valid atau di tolak oleh beberapa politisi.
Banyaknya asumsi serta pemikiran waktu luang tersebut mengingatkanku pada satu tempat yang aku masih berada sampai sekarang, Pers Mahasiswa. Tempat di mana aku menemukan banyak ilmu baru serta (dengan harapan) waktu luang yang selalu terisi. Sebuah  fasilitas mahasiswa untuk unjuk taring, berkontribusi menggambarkan suatu hal yang baru serta memberikan jalan untuk jawaban. Memberikan sudut pandang Kritis terhadap Isu-isu yang beterbangan bebas. bak lampu, Isu kampus adalah laron, laron yang menghalangi cahaya lampu.
Kebebasan untuk mengabarkan akan selalu terjamin, tapi kabar akan sebuah kejelasan langsung dari yang berwenang tak akan bisa diharapkan, tugas Persma adalah mengupas serta memberikan secercah kejelasan, mentransformasikannya menjadi sebuah berita. Persma entah kenapa sekarang mulai rada trendi di kalangan Mahasiswa, entah, karena begah dengan dunianya atau ingin belajar. Kesadaran penuh akan apa yang akan terjadi karena di kabarkan oleh mahasiswa harus menjadi prioritas, akankah menjadi kontroversi atau hanya kepuasan hewani. Sehingga pemikiran baru yang muncul dari Persma adalah suatu hal yang dibutuhkan, karena pengabaran atau kritik dengan ruang lingkup kampus jarang di bahas lewat surat kabar mainstream.
Ada sebuah cerita dari nafas kapitalis mahasiswa yang cukup menarik. Nafas kapitalis mahasiswa  nyaris di cabut SK-nya oleh Dekanat karena mengkritik kondisi kampus. Sebuah situasi yang ter gambarkan dengan “ih, Orde Baru amat ah!” dan sekarang berdasarkan arsip yang saya baca di sekretariat BPMF Pijar, nafas kapitalis mahasiswa merubah haluan ke arah yang sedikit berbeda, si merah sekarang lebih cenderung membahas hal-hal seperti penggunaan Wireless Fidelity di lingkungan fakultas dan riset dengan tema pengeluaran anak fakultas mereka secara bulanan, lengkap dengan data uang mereka habis untuk apa. Mungkin kejadiannya sudah terjadi sebelum saya masuk kuliah tapi hal tersebut seakan menjadi sebuah trauma besar.
Memang awak yang banyak serta pengumuman prestasi awak mereka di akun ofisial bukanlah segalanya. Melihat gelagat dan geriknya di akun media sosial terkadang membuat saya bertanya, apakah Persma hanya sekedar mengabarkan yang baik-baik saja perihal kampus? Ketika kampus ada masalah apakah permasalahan tersebut banyak beberapa orang saja yang mengetahui? Kondisi dan lain-lain urusan yang berwenang? Korea Utara sekali dong? , entah, sekarang mereka mampu melawanya atau tidak, berani bersuara atau ngepop terus.
Sebenarnya saya ingin secara Gamblang menyamakan Fakultas mereka dengan Korea Utara tetapi yang saya rasakan adalah pemahaman saya akan sebagaimana persma itu ada dan berada berbeda dengan jalan yang mereka lalui? Mungkin saya tidak dalam pemahaman yang sama dengan mereka saja. Dengan kualitas awak yang luar biasa prestasinya bukankah sangat eman sekali melihat pembahasan mereka? Melihat divisi mereka yang membendakan cetak dan online, saya berharap lebih banyak tulisan setiap hari yang mereka bagikan via media-media sosial dengan link warta mereka, Saya tak menyoal kualitas karena tulisan saya saja masih berantakan. Entah, saya tidak mau membahas jauh tentang mereka lagi, karena saya takut pembahasan saya akan bersifat sangat personal karena tidak diterima sehingga tak bisa berproses bersama awak mereka.
Berbicara tentang turunnya perintah langsung dari yang berwenang, maka sang Nafas Intelektual Mahasiswa pada edisi menyambut mahasiswa terjadi penarikan produk yang dikomandoi oleh oknum dari Rektorat. Perihal Nafas intelektual mahasiswa ini sangat menarik, pernah saya temui komik buatan mereka menyamakkan rektor dan diktator tapi belum ada kabar pemeretelan. Hal ini menarik – karena pendistribusian mereka tingkat universitas –karena kabar tentang Pencabutan SK atau pemotongan dana tak sampai ke timeline line saya. Tak hanya komik, tema mereka yang terus menerus menyerang pada Donatur utama seolah-olah seperti analogi anak SMA yang mbangkang dan hanya di diamkan oleh ibunya karena dirasa tidak penting bahasanya oleh ibunya, tapi pernah di keplak sekali karena kelewat kurang ajar. Kritik demi kritik, dari awak pers lewat tulisan tertuju langsung ke arah Rektorat di lancarkan tapi seolah-olah itu hannyalah tinta kering di atas kertas putih.
Persma yang digadang-gadang Terbaik se-UGM ini memiliki pamor yang cukup tinggi, sebut saja Anda bagian dari mereka maka lawan bicara Anda akan ada yang mlongo bila (ada yang) paham Anda berujar apa. Setiap tulisan yang di garap oleh tim yang terdiri dari beragam latar belakang memberikan cita rasa yang berbeda dengan  cita rasa Persma tingkat fakultas. hukum alam untuk para awak sangat terasa di dalamnya, banyak yang datang dan pergi begitu saja, tetapi Nafas Intelektual ini terus menerus memberikan kualitas produk yang konsisten dengan standar yang cukup memuaskan bagi para awam. Dengan rapat tema yang bisa memakan waktu hari serta rapat evaluasi untuk setiap aspek produknya yang berjam-jam. saya rasa predikat terbaik tidak salah di berikan kepada mereka walau mungkin hanya self proclaim saja.
Apabila Anda berpikir semuanya akan mendapat keplakkan keras dari yang dibahas oleh Persma, Anda salah, ada si refleksi kreatif. Akhir-akhir ini si kuning membahas kampus melulu, mereka selalu menemukan celah di antara kemantapan gedung baru yang ada liftnya. Si refleksi kritis pernah membahas kualitas dosen, Program MPK, serta pemilihan dekan, Dan sampai saat ini si Kuning hanya mendapatkan sindiran berupa kualitas, seperti isi konten tak sepanas dengan Judul Produk oleh wakil Dekan dan Dekan baru mengatakan hal –hal perihal kesopanan. Tapi saya tak tahu menahu perihal masa depan si refleksi kreatif, mungkin akan ada waktunya si refleksi kritis ini akan ke-keplak, ketika kontenya memang menjadi lebih baik dan provokatif mungkin? atau mungkin tertiba ke-keplak lalu Kritis.
Berbicara perihal awak, Persma inilah yang mungkin paling sedikit awaknya. Dengan awak yang sedikit saya terkadang bingung, kenapa ini Persma masih bisa bertahan sampai sekarang. Jangan mulai berbicara perihal Sumber Daya Manusianya, tak akan berhenti tulisan ini membahas SDM-nya saja. Dengan latar belakang akademis yang menuntut untuk berpikir kritis dan komprehensif, tak heran setiap evaluasi selalu menyajikan banyak pertanyaan dan permasalahan EYD karena, ya, mereka adalah tipe mahasiswa yang kadang menjadikan bahasa sebuah permasalahan yang abadi, entah itu adalah hal baik atau buruk.

PASKA KATA


Mungkin masih banyak cerita menarik dan seluk belu yang tak tertulis, tapi pemikiran ketika saya buang air besar ini yang menarik bagi saya secara pribadi karena perbandingan yang sangat luar biasa. Perbandingan antara yang terjamin dan yang entah kenapa masih ada, bahasan trivial sampai analitis kritis. Persma menjanjikan kisah menarik tapi jangan berharap belajar banyak darinya, belajar sendiri biar nemu jati diri karena ya, begitulah, namanya juga hidup

Minggu, 12 Maret 2017

a reflection, a flection

hari yang berat, keobodohan pada rabu sore, minggu yang menjadi tak tenang, semua akan selalu kembali pada momen refleksi. entah pada posisi tubuh seperti apa anta melakukanya atau cara apa tapi momen refleksi adalah suatu hal yang menarik. semuanya berputar di dalam pikiran, semuanya terus menerus tertarik kebelakang, setiap detail mulai muncul dan setiap pertnyaan asumsi-hipotesis-analisis yang secara tidak sadar kita miliki semuanya terpakai. refleksi kadang terlalu dalam, terlalu dalam hingga itu menyakitkan, terluka dalam pikiran tapi darah tak mengucur lewat hidung. refleksi yang terlalu dalam  membawa kedalam prinsip-prinsip yang kadang tak kita percayai, apa saja.

opini kedua juga memegang peranan penting, hasil refleksi selalu butuh anti-tesis, menghasilkan sintesa lalu anti-tesis, begitu terus sampai mampus. opini juga makin membuat kekacauan dalam pikiran, membuat ngacengmu tak berguna, makananmu menjadi tak layak santap, dan kentutmu entah kenapa menjadi lebih segar di bandingkan bau ketiak. kekacuan-kekacuan selalu muncul, rasa bersalah selalu tumbuh, dan keluarlah bibit-bibit ketakutan akan masa depan dan semua tatapan terasa tertuju padamu, setiap gerakan, setiap desisan nafas, setiap  selmu yang mulai roboh dari keberadaan eksistensialnya.

permasalahn idealmu akan menjadi semu, tetiba kamu lebih mementingkan permasalahan aktual dalam hidup, mulai menjadikan bau kencingmu adalah sumber kenapa kamu belum cum-laude sampai sekarang.

lalu pada malam hari, kamu terpikirkan satu hal, bahwa apabila semua telah di gariskan dan segalanya berada di tangan yang transendetal bernama tuhan. maka, apapun yang kamu lakukan sudah tergariskan sehingga kebodohanmu dan siapapun yang berada di hidupmu atau kamu mencoba berada di hidpnya menjadikan tak berarti apa-apa karena apabila kamu melakukanya, semua tak akan menemukan akhir yang layak, karena yang layak sudah tergariskan.

Formulir Kontak