DIALEKTIKA: dialektika/di·a·lek·ti·ka/ /dialéktika/ n 1 hal berbahasa dan bernalar dengan dialog sebagai cara untuk menyelidiki suatu masalah; 2 ajaran Hegel yang menyatakan bahwa segala sesuatu yang terdapat di alam semesta itu terjadi dari hasil pertentangan antara dua hal dan yang menimbulkan hal lain lagi
Bagian pertama
Saya tak tahu ingi
menulis apa tentang keterlibatan saya dalam panitia Dialektika tahun ini. Saya
bingung karena segala keindahan yang bersifat pengalaman tertluis indah di
pikiran dan sangat sulit untuk saya mengenkripsikannya kedalam blog sederhana
ini.
Pengalaman yang luar
biasa tentunya dengan manusia-manusia yang bersifat dream team dalam hal ini
panitianya. Seperti biasa saya mengincar menjadi bagian dari DDD (Desain,
Dokumentasi, dan Dekorasi). Bukan karena tidak bisa berkerja di bagian lain
tapi saya lebih memilih mengedepankan kemampuan yang saya miliki sebagai
seorang deadliner.
Dengan koordinator yang
memang sudah menjadi atasan saya di BPMF Pijar dan dengan bimbinganya tentunya
saya merasa tak rugi masuk DDD. Desain semua hampir berasal dari pengarahnya tapi
dengan style desain saya maka jadilah banyak banner dan seragam panitia serta
logo Dialektika. Sebuah kreasi yang memang hasil dari seorang deadliner yang
dimana mungkin akan dijadikan logo yang akan menjadi semacam trademark
Dialektika (kalau bisa, semoga bisa)
Logo dengan Font gratisan
yang tak perlu lisensi saya sengaja masukkan –Sebagai simbol dimaan berpikir
dan menulis itu adalah suatu hal yang gratis- di dalam kotak yang menyatu
dengan siluet dari patung ThinkMan yang terkenal. Maknanya memang bisa saya
karang beragam dan terlihat masuk akal, tapi karangan makna yang saya buat dari
logo tersebut adalah proses berpikir filsafat/filosofis yang menjadi dasar
dialektika filsafat.
Saya tak ingin membahasa
latar belakang dan lain macamnya, di sini saya akan menceritakan pengalaman
saya saja berkerja menjadi cofas di lapangan. Cofas sendiri sebenarnya adalah
pilihan kedua saya untuk melengkapi kebimbangan ingin jadi apa di kepanitian
“ospek”. Tetapi entah bagaiamana saya bisa merangkap menjadi DDD di
pra-Dialektika’16 dan menjadi CoFas di Dialektika’16 serta tak menjadi
siapa-siapa pasca-dialektika’16.
Dialektika’16 memang
adalah acara yang membonsakan pada hari pertama. Hanya duduk dan belajar cara
menjadi “pendengar” yang baik, walaupun saya tinggal tidur setidaknya ketika
bangun acara inspiring alumni begitu menghibur saya untuk kembali segar walau di
akhir acara. Lalu datang lah hari kedua dimana semuanya menjadi acara yang
membuat lelah. FGD yang begitu menarik di kelompok saya (buat saya) dimana saya
membebaskan mereka berpendapat,bertanya,mainan hp, atau makan onigiri secara
kemproh tapi tetap mengandalkan interaksi timbal balik. Memang banyak kejadian
konyol tetapi itu hanyalah pengalaman biasa. Seperti biasa dialektika diakhiri
dengan darah juang. Walaupun ada drama yang lumayan fail tetapi setidaknya ada
beberapa yang kaget dengan ulah saya. Mungkin saya sedikit kelepasan ketika
menyuruh mereka nyanyi lebih keras sampai dosen pembimbing keluar dari balik
kain untuk menyuruh saya tenang, tapi prek saya bahagia bisa teriak keras.
Dialektika tahun ini
adalah suatu hal yang berbeda dalam penerapanya, standar baru mulai ada
sebgaimana besuk angktan 15 menyongsong kepanitiaan. Tetapi selagi masih ada
kemauan dalam kepanitiaan, Bisa!
0 comments:
Posting Komentar