siang
terik matahari
kayu dan meja
asbak dari kardus
jiwa yang beraga
dan raga yang berjiwa
pembicaraan
dan saling tatap muka
hanya ada suara ku, mu, dia, mereka
tertawa da larut dalam suasana
refleksi terpantul
berjalan kearah penjual minuman
sebuah sosok yang aku perhatikan sejak lama
aku lepas dari suasana hanya untuk mendapati dirimu berdiri di situ
menunggu plastik berisikan minuman mu
selalu saja ada niatan untuk menyapa
tapi sebuah meja selalu ramai
haruskah aku meninggalkan mereka
hanya untuk menyapa mu saja
selalu saja
plastik
lalu pergi
repeat
haruskah aku menyapamu?
Berkenalan?
Membuat hidupku lebih baik?
lalu di khinati?
mungkin berlebihan tapi
apakah kamu yang mampu membuatku membuat hidupku lebih baik?
Jumat, 01 April 2016
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar