Sabtu, 10 September 2016

DeServe? part 2: Her

PANTAS
apa yang menjadikan seseorang untuk seseorang lainya?
apa yang menjadikan layak?
mengapa?
entah kenapa? itukah jawabanmu terus menerus?
bila hanya bermodal yakin aku sudah yakin, tapi bagaimana dengan dirinya?

bagaimana mungkin, aku bukan orang yang aktif di layar hijaunya. mungkin aku hanya orang yang mungkin tak ada apa-apa nya di banding siapa-siapa. aku mulai menjadi Pesi(ng)mis, ah, terserah aku mungkin hanya kelelahan tertinggal banyak nya kabar.

ketika setiap manusia datang dan pergi aku masih bernyanyi lagu yang sama dengan nada yang sama

ya,aku mencoba keluar dari mindset bahwa hidupku biasa-biasa saja. mencoba keluar dari zona nyaman di mana hanya aku yang mengerti dan faham atas apa dan makna apa di balik jerata luka di dahiku. sudah 3 bulan aku belum menyilet dahiku sendiri.

hal yang menggagguku adalaha bagaimana dia bisa menjaga obrolan dengan lama sedang aku hanyalah aku yang begitu biasa dengan pertanyaan dengan kepentingan yang amat jauh dari sebua persoalan personal. aku sah saja dianggap manusia membosankan dan aku bosan sangat bosan ketika aku bosan dengan kebosanan dari hidupku.

jujur, aku lelah berharap dan aku lelah mengejar suatu hal yang tak pasti

bagaimana menjadikan bahan sebuah obrolan tak penting dengan lama, dengan banyolan, bagaimana memastikan bahawa dirinya nyaman dengan bahasan aneh yang kadang aku sering bicarakan.

yang aku sering membahas banyak hal tak penting

dengan diriku sendiri sebelum tidur

aku mebayangkan gurita terbang menghantam bumi tapi aku tak perah membicarakanya karena orang lain tak akan mengerti. aku berbicara konsep bagaimana membuat nescafe yang enak ketika aku duduk termenung memandangi cangkir kecil berisikan nescafe dengan pikiranku ketika teman-temanku dengan asiknya bermain-bahasa.

ada seseorang mengatakan bahawa bagaimana bisa aku mengaku kaku ketika aku bisa luwes masuk mana saja dan klop pada obrolan, entah, dia mengatakan bahwa dirinya kaku, entah, mungkin dia lupa dia berbicara dengan siapa saja dan ada berapa group tak jelas di HPnya, teman beda fakultasnya. sedangkan aku, hanya berbicara dengan si itu dan si ini saja, apabila diam maka aku diam, aku pasif, tak aktif bertanya karena kamu punya banyak cerita sedangkan ceritaku aku hapus satu persatu karena hanya mengganggu pemikiranku.

aku hanya orang yang

entah

aku hanya merendah tapi aku jujur, aku tak tahu diriku bisa apa selain di depan leptop mendesain dan berbicara india seta berbicara dengan nada uwa-uwa-uwa-uwa

aku bahkan tak yakin bisa menjadi bapak yang baik

pacar yang baik

bahkan ketika puncaknya nanti mungkin aku akan berkata

"jangan harap aku berkata cinta dan sayang, aku hanya ingin kau pergi dan mendua-berdua-terdua dengan dirinya yang baik itu, dengan dia yang menjadi penjahat kelamin yang entah kenapa banyak yang sudah ia Kelamini"

jujur

aku bingung

aku layak atau tidak, kali ini aku melepas mindset nihilisku

karena jujur

aku tidak bisa membuatnya berkata bahwa aku lucu

dan tidak bisa memancing senyumnya

jujur

aku ini masih mencari apa-apa dari siapa-siapa yang mebentuk aku menjadi aku

dan jujur ku yang terkahir

aku ini (si)apa

0 comments:

Posting Komentar

Formulir Kontak