saya rasa saya terlalu merasa bersalah untuk merasa bersalah. saya terlalu banyak mengeluh dan melihat sekitar, saya lakukan bersamaan sehingga saya lupa dengan apa yang saya kerjakan sehingga saya terbutakan, buta, gelap, saya hidup dalam kegelapan itu dalam banyak tahun dan menjalaninya biasa, sangat bisa saja.
menjadi tanggungan di mana saya rasa saya terlalu terbebani soal nilai akademik hingga saya berusaha tak peduli. di bebani dengan menjadi kakak yang harus bisa menjadi contoh. diminta menjadi panutan 1 orang adik, 1 saudara dan 1 saudari. saya terlalu hanyut dalam kisah kelam kehidupan hingga saya menutup berbagai macam cahaya yang berusaha menerangi kegelapan, dunia saya sendiri. saya rusak dan jatuh, kadang saya merasa saya yang paling cacat karena banyak senyuman disana yang begitu indah untuk saya bisa menjadi. ini bukan pengakuan saya kurang mensyukuri hidup tapi hanyaah semacam, balada.
saya tak naik sekali, saya selalu ranking terkahir di sekolah, sudah oernah mendapatkan nilai 0,4 dalam mata pelajaran sosiologi. pengalaman bangsat semacam itulah yang membuat saya kadang hanya bisa tidur nyenyak di siang hari. selalu saja beban dan selalu saja beban di mana orang tua selalu menasehiati hal yang sama dan saya sudah bosan dan menjadikanya beban karena ekspetasi mereka begitu tinggi. karena mereka adalha orang yang selalu berusaha membuat dirinya terpandang dan mereka memang di pandang baik oleh masyarakat.
00.29 dan saya lupa mau menulis apa
sehingga 00.14 tadi saya membaca satu hal di comment yutup,
A broken piece of chalk is enough to connect the dots.dan terlihat mulai masuk akal di mana sekarang saya bisa melihat garis-garis kegagalan saya memberikan dampak yang luar biasa. kalau bukan karena mereka mungkin sekarang saya tak bisa berada disini menulis suatu hal yang anda sudah ingin close dari tadi.
saya rasa, dunia hanya terlalu pahit untuk saya, tapi sayuran pait, hidup menyehatkan
seperti asmara, sekarang pahit, mungkin besuk, sudah sehat
sign out
Postingan
0 comments:
Posting Komentar